Saturday, 20 August 2016

proposal berbasis kearifan lokal



A.    Latar Belakang
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa belajar. Bahan ajar yang berkualitas adalah bahan ajar yang materinya dapat membantu memecahkan suatu permasalahan siswa. Artinya dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat mencapai standar kompetensi. Sehingga bahan ajar merupakan suatu perangkat yang harus ada didalam pembelajaran.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Direktorat Pembina Sekolah Menengah Atas membagi bahan ajar menjadi empat kategori; (1) bahan ajar cetak (printed) meliputi buku, modul, handout, lembar kegiatan siswa, brosur, market, dan gambar. (2) bahan ajar dengar (audio) meliputi radio, kaset, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual) meliputi video compact disk, dan film. (4) bahan ajar multimedia interaktif ( interctive teaching material ) meliputi CAI ( Computer Assisted Instruction), compact disk multi media interaktif, dan bahan ajar berbasis web ( web basic learning material).
Melihat realitas yang ada, masih banyak bahan ajar konvensional yang isinya hanya materi bacaan dan soal terutama pada mata pelajaran fisika. Bahan ajar konvensional bersifat perkiraan, artinya materi yang disajikan didalamnya belum tentu sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman siswa. Pendidik merupakan cerminan kualitas pendidikan di suatu negara. Akibatnya, mutu pembelajaran menjadi rendah ketika pendidik hanya terpaku pada bahan ajar konvensional tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut. Oleh karena itu seorang pendidik dituntut untuk kreatif membuat bahan ajar yang menarik, inovatif, varitif dan sesuai dengan pengalaman dan  kebutuhan siswa. Salah satu pengembangan bahan ajar dapat diisi dengan materi berbasis kearifan lokal tempat tinggal peserta didik.
Kearifan lokal merupakan suatu tindakan yang mencakup cipta, rasa, dan karya masyarakat dalam mengatasi permasalahan setempat. Kearifan lokal merupakan identitas yang harus dikenal oleh generasi muda melalui dunia pendidikan. Tujuan pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal yaitu agar siswa dapat memahami materi fisika dengan kearifan lokal yang ada di dalam kehidupan masyarakat, sehingga siswa dapat terarah dalam memahami materi fisika.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apakah bahan ajar fisika berbasis kearifan lokal untuk Siswa kelas X SMA/ MA valid berdasarkan hasil validasi ahli?
C.     Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk melihat kefektifan produk yang sudah jadi akan diuji oleh para ahli.
D.    Rencana Judul
“Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Usaha (kerja) dan Energi, Momentum Implus dan Tumbukan dan Gerak Harmonik Kelas X SMA/MA Berbasis Kearifan Lokal”.
E.     Referensi
Mumaiyizah; Pengembangan Bahan Ajar Fisika ( Listrik Statis, Sumber Arus Listrik, Energi dan Daya Listrik) Kelas IX SMP/MTs Berbasis Kearifan Lokal; Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: CV. ALFABETA, 2015
Sulfina, Desi Sari; Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Experiential Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minds-On Siswa; Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2015
Sulistyarini, Ermawati; Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Materi Gelombang Bunyi Berbasis Interactive PDF: Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2015

No comments:

Post a Comment